Apa hal terburuk dari bertemu orang dari masa lalu? Bisa jadi jawabannya adalah menghadapi kepingan diri pada masa silam yang diam-diam ingin disembunyikan. Orang bilang masa lalu mestinya ditinggalkan demi menatap masa depan. Padahal, masa lalu adalah cermin untuk mengingat siapa dan dari mana perjalanan manusia bermula.
Btari tidak menyangka open trip pertamanya ke Bromo membawanya berjumpa dengan Mikhail—teman masa kecilnya. Btari tak pernah lagi bertemu Mikha sejak keluarganya memutuskan pindah ke Jakarta. Dan, kini ia berjumpa Mikha, empat minggu jelang hari pernikahan dengan tunangannya.
Perjalanan 1 x 24 jam menuju Bromo bersama laki-laki dari masa lalu membawa Btari pada kisah baru. Menyadarkannya dari 25 tahun cerita hidup yang seolah dituliskan oleh orang lain. Mikhail menunjukkan kepadanya, tak semua orang bisa mendapat kemewahan untuk memilih, ketika sebagian lain hanya bisa menerima.
Hingga pada pukul sebelas menit kesebelas, Btari dan Mikha sampai pada suatu pembicaraan penting. Pembicaraan tentang diri mereka yang sebenarnya. Tentang bagaimana kemarin, hari ini, dan esok keduanya akan berada.
ISBN | : | 9786023753765 |
Tanggal Terbit | : | 14 March 2016 |
LUCIA PRIANDARINI lahir di Malang, 21 Januari 1984 dan dibesarkan dalam rumah penuh buku. Ia bekerja lepas sebagai penulis buku non-fiksi bersama penerbit TransMedia Pustaka dan Bina Swadaya Grup sejak menjalani studi di Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Indonesia. Setelah lulus pada 2008, ia bekerja sebagai reporter di beberapa media gaya hidup seperti Femina. Artikelnya berjudul “Melawan Lupa” memenangkan juara 1 Lomba Menulis tentang alzheimer kategori jurnalis pada awal 2015. Cerita pendeknya berjudul “Saat Berkemas” menjadi pemenang pertama Lomba Penulisan Cerita Pendek AJB Bumiputera pada 2009 dan terbit dalam Antologi Cerita Pendek berjudul “Kain Batik Ibu”. Ia dapat dihubungi melalui surat elektronik: lucia.priandarini@gmail.com dan luciapriandarini.com.