Bersorak Bahagia, Rayakan Segala Rasa!

Admin Web
19 June 2023
Bersorak Bahagia, Rayakan Segala Rasa!

Jika ditanya apa tujuan hidup di bumi, mungkin jawaban dari masing-masing orang akan beragam.

Namun, satu hal yang pasti, waktu di bumi tidak bisa mundur atau tidak bisa ditambah, maka setiap waktu begitu berharga adanya. Sebagai manusia yang menempati bumi, hidup berbahagia mungkin salah satu tujuan. Namun, bahagia setiap orang berbeda-beda dan tidak mengikuti satu standar yang sama atau mengikuti standar orang lain.

Maka, memaksimalkan waktu dengan rasa bahagia patut dilakukan setiap manusia. “Bahagia itu sederhana” benar adanya jika kamu bisa melakukan hal-hal berikut ini.

Tidak Membandingkan Hidup dengan Orang Lain
Rasanya, menjalani hidup jadi teramat berat ketika dituntut untuk sempurna. Harus mengikuti standar ini dan itu yang akhirnya membuat kita tidak pernah puas akan hidup kita sendiri. Kita jadi sering membanding-bandingkan hidup dengan orang lain, tetapi tak jarang rasa iri pun muncul. Waktu dihabiskan percuma untuk mencari-cari standar hidup sempurna.

Padahal, ketidaksempurnaan justru membuat kita bisa lebih melihat hidup yang realistis. Ketidaksempurnaan juga perlu untuk kita terus melakukan perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik. Belum tentu hidup orang lain yang kita inginkan itu adalah kebahagiaan yang kita cari, atau sebaliknya, bisa jadi hidup yang kita jalani justru hidup yang orang lain inginkan. Jadi, semua orang sudah ada porsi hidupnya masing-masing berikut sempurna dan ketidaksempurnaanya.
Maka, mensyukuri hidup dengan segala ketidaksempurnaan membuat kita bisa menikmati hidup waktu demi waktu.

“Entah terlahir seperti apa, ternyata setiap kita punya derita. Bentuknya saja yang berbeda.”
(Halaman 21)

Jangan Selalu Memenuhi Ekspektasi Orang
Memenuhi ekspektasi orang membuat kita tidak fokus dengan kebahagiaan diri sendiri. Kebahagiaan yang kita cari akan bergantung pada validasi orang lain. Padahal, hanya kita yang paling mengenal diri kita dan kebahagiaan seperti apa yang kita inginkan. Memenuhi ekspektasi orang lain bisa berdampak baik jika kita jadikan hal itu sebagai
motivasi.

Namun, tidak menutup kemungkinan kalau efek buruk yang ditimbulkan juga cukup banyak. Kita akan sering merasa stres dan terbebani jika ekspektasi tersebut tidak terpenuhi. Tak jarang, kita jadi sering menyalahkan diri dan meragukan kemampuan diri sendiri. Mengikuti keinginan atau ekspektasi orang lain tidak akan ada habisnya karena tidak ada standar cukup.

Maka, hal yang paling bisa dilakukan adalah berdamai dengan ekspektasi dengan menerima segala kekurangan. Ingatlah bahwa kebahagiaan ada di tangan kita dan semua kontrol ada pada diri kita.

“Makin besar yang dikerjakan, makin banyak ekspektasi yang diberikan. Merasa jadi beban. Takut mengecewakan.” (Halaman 40)

Akui Jika Tidak Baik-Baik Saja
Kebanyakan orang pandai menyembunyikan diri di balik sikap baik-baik saja. Menunjukkan sikap tidak baik-baik saja rasanya seperti menunjukkan kekalahan di depan banyak orang.

Padahal ketika kita mengakui dan menerima segala rasa tidak baik-baik saja, bisa membantu kita keluar dari rasa tidak nyaman tersebut. Memang terdengar sulit dilakukan, tetapi hal tersebut bisa sangat membantu.

Ketika merasa tidak baik, ambil waktumu dan terima pelan-pelan rasanya sampai kamu bisa bangkit lagi. Dengan mengakui kekalahan, kegagalan, kekecewaan, atau perasaan tidak baik-baik saja akan menyadarkan kita bahwa manusia memang tidak sesempurna itu dan hidup tidak selalu berjalan baik.

Kamu boleh mengambil waktu untuk istirahat ketika sudah sangat lelah. Setelahnya, tetap jalani hidup dan terus belajar dari kegagalan atau kekalahan yang terjadi.

“Gagal pun butuh dimaknai. Belajar coba lagi besoknya. Ambil waktu. Istirahat. Kan, manusia. Wajar Lelah. Gagal boleh, istirahat boleh, menyerah jangan.” 

(Halaman 39)

Hadapi Ketakutan
Ketika menghadapi kesulitan dalam hidup, tak jarang rasa takut muncul untuk melangkah ke hidup selanjutnya. Merasa takut tidak bisa menghadapi masalah, takut mengecewakan orang lain, atau takut merasakan kegagalan. Biasanya, kebanyakan orang merasa takut pada hal yang belum terjadi. Rasa takut yang dipikirkan membuat kita terjebak dalam zona nyaman. Padahal, kita perlu untuk keluar dari zona nyaman agar terus meningkatkan kualitas diri. Sesekali kita harus menantang diri sendiri melawan ketakutan yang ada. Karena bisa jadi, ketakutan yang berhasil kita lawan, bisa jadi mendatangkan keuntungan yang baik untuk hidup kita.

“Heboh dengan ketakutan. Takut gagal, takut kecewa, takut dewasa, takut sakit hati.
Takutnya kebanyakan padahal pikirannya yang kerumitan.”

(Halaman 28)

Standar Bahagia Tiap Orang Berbeda
Setiap orang berhak untuk bahagia. Akan tetapi, kita tidak perlu menyamakan kebahagiaan kita dengan orang lain. Bermain dengan kucing bisa membuat kita bahagia, tetapi belum tentu berlaku untuk orang lain. Jangan memaksakan standar bahagia orang lain terhadap kebahagiaan kita kalau itu tidak membuat kita bahagia. Beranilah untuk memilih bahagia kita sendiri dan menerima bahwa standar bahagia tiap orang berbeda.

“Standar bahagia kita beda. Berhenti samakan dengan yang kamu rasa.”

(Halaman 50)

Berterima Kasih pada Diri
Tanpa kita sadari, terkadang kita terlalu keras pada diri sendiri untuk selalu hidup baik-baik saja. Padahal kita juga butuh diakui saat kita kalah, saat jatuh, dan saat sedih. Tak jarang juga, keinginan untuk dikuatkan selalu kita cari pada orang lain. Padahal peran terbesar untuk terus menguatkan kita, memberi dukungan, dan menghargai kita adalah diri kita sendiri.

Maka, mulai sekarang sadarilah keberadaan kita, peran kita, sangatlah berharga dalam hidup kita sendiri. Mulailah rangkul diri kita ketika sedang sedih dan berterima kasihlah pada diri karena sudah berjuang sejauh ini dan bisa melewati banyak kegagalan di hidup sebelumnya.

“Terima kasih diri sudah mau bertahan sejauh ini.”

(Halaman 85)

Rayakan Segala Rasa
Hidup kadang berjalan tidak sesuai yang kita inginkan. Ingin hidup sempurna, ternyata harus bergelut dengan rasa kecewa dan kegagalan. Namun, seperti itulah hidup bekerja. Kita harus belajar dari kegagalan dan rasa sedih agar lebih menghargai hidup. Kita juga harus menyadari bahwa kebahagiaan sepaket dengan kesedihan. Ketika merasakan segara hal yang tidak nyaman, yang bisa dilakukan adalah menerima dan melewatinya dengan baik. Berdamai dengan segala rasa tersebut bukan menghindarinya.

Percayalah, hidup itu tidak hanya berisi kesedihan, tetapi setelahnya akan ada kebahagiaan yang menghampiri.

“Kita seharusnya senang bila diberi beragam rasa sedih. Kita takkan bisa bedakan sedih kalau isinya senang selalu. Semua rasa patut dirayakan hadirnya.”

(Halaman 75)

Saat ini, kamu tidak perlu khawatir lagi untuk bersorak bahagia karena Penerbit Grasindo telah menerbitkan buku yang ditulis oleh Kezia Abraham (@langitbiru). Bersorak Bahagia dipilih sebagai judul yang mewakili pembaca yang sedang ingin berdamai dengan segala rasa yang dialami. Jadi, mari baca bukunya dan bersorak bahagia dalam wujud masing-masing.