The Long Goodbye
Author | : | Ida R. Yulia |
Category | : | Korean wave, K-Fiction |
- Soft Cover
Ini kisahku mendampingi Eomma. Aku yang perlahan memudar di matanya.
Aku Pavel Vladimirovich Andreyev, 16 tahun, siswa kelas 2 SMA Hyowon. Eomma-ku asli Korea Selatan, sedangkan Papa datang dari Nizhny Novgorod, Rusia. Sejak usiaku 11 tahun, orang tuaku bercerai. Papa kembali ke negara asalnya, sementara Eomma memenangkan hak asuh atas aku, putra satu-satunya. Kami hidup bahagia di Suwon, Gyeonggi-do, meski tanpa Papa. Akan tetapi, kebahagiaan itu mulai surut dua tahun ini. Eomma mulai melupakan sesuatu. Beberapa kali, ia bahkan salah mengenaliku. Dokter menyatakan, Eomma mengidap Early Onset Alzheimer's, atau Alzheimer di usia muda sebelum penderita berusia 65 tahun. Eomma bahkan masih 46 tahun saat itu. Alzheimer menggerus ingatan dan fisik Eomma. Eomma bahkan mampu melukaiku, meski beliau tak menyadarinya.
Aku tak tahu apakah aku harus tetap bertahan atau melepaskan Eomma...
ISBN | : | 9786023752102 |
Tanggal Terbit | : | 12 October 2015 |
Hello, Miss Ida’s here J
Entah kapan panggilan ‘Miss’ itu akan berganti menjadi ‘Madam’ *mendadak curcol* tapi yang jelas, untuk sekarang sih seneng-seneng aja banyak yang manggil saya dengan sebutan itu. Kesannya unyu, hihi... coz berasa deket, kayak lagi ngomong sama murid. Yep, selain menulis, saya juga seorang guru SMA di Batang, kota kecil yang terletak di pesisir pantai utara Jawa Tengah.
Suka nulis sejak kelas 3 SD. Masih inget bener, cerpen pertama yang selesai ditulis berjudul ‘Kebakaran di Rumah Fina’. Sejak saat itu saya betah banget nulis di buku tulis, apalagi emang langganan jadi sekretaris kelas, udah telaten aja buat nulis, gitu. Bacaan berasa kurang, dulu saya habisin semua novel di Perpus SD sampai pernah pinjem buku hingga 30-an dalam seminggu. Di level SMP, kartu perpus bahkan ganti sampai 3x lebih banyak dari temen-temen lain. Kebiasaan membaca yang mengiringi proses kreatif dalam menulis sejak dini saya akui ternyata berpengaruh besar sehingga alhamdulillah sekarang mampu mewujudkan impian menjadi seorang penulis, meski kemampuan dan ilmu masih harus lebih banyak ditingkatkan lagi.
Mengapa memilih untuk menjadi penulis? Karena saya suka membaca J Terkadang geregetan dengan buku-buku yang saya baca. Bisa karena kurang puas atau dongkol dengan isinya, bisa juga karena ada buku yang benar-benar membuat saya gila. Hanya dengan buku, jalan pikiran seseorang bisa berubah, mood juga bisa berganti. Efeknya luar biasa sekali. Jika menginginkan adanya perubahan yang positif di dunia ini, hal yang paling mendasar awali dari mengubah cara berpikir dan cara pandang. Dari sinilah, akan berbuah tindakan nyata. Itulah yang saya jadikan patokan. Efek tulisan bagi pembaca (dan bagi penulisnya sendiri) tak bisa diremehkan. Tulisan yang baik, memberikan pengaruh yang baik pula untuk pembacanya. Seneng nggak sih begitu tahu ada pembaca yang lebih happy, lebih ‘aware’ dan lebih peduli setelah baca tulisan kita? Efeknya, si penulis juga pasti akan berubah menjadi lebih dewasa ke depannya, semakin terpacu untuk lebih banyak mengkaji dan belajar.
Grasindo itu penerbit yang paling berkesan bagi saya. Memang selain di sini, naskah saya juga diterima di penerbit lain. Tapi, bagi saya, Grasindo itu sudah seperti keluarga. Ketika saya menulis ini, 5 buku saya telah terbit di Grasindo dalam kurun waktu 2 tahun sejak naskah pertama saya diterima pada 2013 (Andante Part 1: The Fallen Wings, Andante Part 2: The Crave for Eternity, Hold My Hand Don’t Look Back, Take My Hand One Last Time, dan Colover; proyek keroyokan bersama penulis Grasindo lainnya di awal tahun 2014). Semoga di kesempatan berikutnya, saya masih bisa menghasilkan karya yang lebih baik melalui Grasindo, sudah berasa klik dengan editornya yang brilian (Mbak Anin dan Mbak Fanti), desainer jagoan (Mba Marie), layouter yang kreatif, sekred yang asik (Mbak Nisa), marketingnya, hingga mendapatkan ilmu dan pengalaman baru bersama penulis lainnya. Grasindo, you are my destiny~~, hihi :D