Andrea bingung. Sebagai drakula dan berasal dari Italia, ia harus beradaptasi dengan kultur di Indonesia. Biasa makan pizza dan spagghetti, Andrea harus mencoba nasi goreng dan sate. Awalnya pengin muntah, lama-lama muntah beneran.
Dia juga bertemu hantu-hantu made in Indonesia seperti Pocan yang berkarakter genit, suka lompat maju-mundur cantik ala Syahrini. Lalu ada Sani, yaitu Sundel Bolong yang suka berubah wujud jadi wanita cantik biar bisa makan gratis dari Mang Diman, si tukang sate. Ada Wewe Gembel yang suka masuk angin. Dan, Suster Ngesot yang suka sebel kalau ada lomba lari.
Mereka berlima membantuk Andrea, Sang Drakula, untuk ngerjain Alexa, cewek yang merebut Jo dari sisi Andrea. Tujuannya, agar Alexa kapok mendekati Jo yang sangat disukai Andrea.
Mampukan Alexa selamat dari niat jahat para hantu sahabat Sang Drakula Andrea? Hanya keluarga Pak Jamal yang dapat menolong Alexa dari perangkap para hantu. Sementara Jo lari tunggang langgang meninggalkan Alexa dari kejaran Andrea, takut digigit dan diisap darahnya sama drakula Andrea.
| ISBN | : | 9786022519256 |
| Tanggal Terbit | : | 16 March 2015 |
OKE SUDRAJAT lahir di Jakarta, sehari-hari sebagai pegawai kantoran di salah satu Instansi Pemerintahan di Jakarta. Keseriusan menulis sudah ditekuni sejak masuk bangku SMA sampai saat ini. Ia menulis cerita pendek di berbagai media nasional seperti Hai, Kawanku, Gadis, Story, Teen Magazine, Tabloid Gaul dan sebagainya. Penulis juga aktif sebagai pengurus Komunitas Penulis Cerita Horor dan Horor Komedi (PANCHAKE) bersama teman-teman hantu lainnya di grup FB. Buku Horor Karma Menuju Kematian (Media Kita/Horor/2014) adalah buku horor kedua setelah Tahun 2012 buku horornya Kematian Kedua (Anza/Horor) terbit. Penyuka petualangan alam ini juga telah mempunyai beberapa novel: Pussy cats Dolt (Teenlit/Cappucino Publisher/2013), Pocong Ngesot Ganjen (AG Publising/Horkom/2013), Asrama Hantu Gendeng (Anza/Horkom/2012) dan Ghost Back To Campus (Anza/Horkom/2014).
Sampai hari ini tulisannya masih berbau horor dan horor komedi, walaupun pecah telur di novel teenlit tetap tak bisa mengikis dirinya menyukai tulisan berbau horor. Karena dengan menulis horor bagi penulis satu ini seperti bermain di dunia lain yang ternyata bila ditekuni bisa menyenangkan dan tak menakutkan.
